Rabu (29/05/2024), Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Aqidah Usymuni (STITA) Sumenep kembali datangkan dosen tamu, Ibnu Hajar, budayawan asal Sumenep.
“Secara akademik ada banyak manfaat yang bisa diambil dari agenda mendatangkan dosen tamu, salah satunya adalah membawa mahasiswa bersafari pengetahuan. Jika selama ini mahasiswa begitu blunder belajar seni dan budaya kepada saya, setidaknya hari ini mereka memiliki kesempatan belajar seni dan budaya secara mendalam kepada ahlinya langsung”. Ujar Maida, selaku dosen pengampu materi SBK.
Ibnu Hajar, bukanlah nama yang asing bagi masyarakat Madura, utamanya bagi warga kabupaten Sumenep. Budayawan kelahiran 1971 ini merupakan salah satu budayawan kebanggaan yang dimiliki oleh kota Sumenep. Karya-karyanya di muat di berbagai media, di antaranya Swadesi, Pelita, Yogya Post, Karya Darma, Bhirawa, dan masih banyak yang lainnya.
Sedangkan karya bukunya, antara lain Tagih (1995), Nuansa Diam (1995), Refleksi Setengah Abad Indonesia Merdeka (1995), Getar II (1996), Bangkit III (1996) Kleptomania (1996) Antologi Puisi Indonesia 1997 (1997).
Kedatangan Sastrawan yang saat ini juga tengah menjabat sebagai pengawas Madrsah Tsanawiyah (MTS) ini, disambut dengan sangat antusias oleh mahasiswa STITA. Meraka merasa bangga dan senang sekali diberi kesempatan belajar materi SBK kepada ahlinya langsung. Tak ayal, beberapa mahasiswa luar kelas juga ikut bergabung dalam momen ini.
“Nama Ibnu Hajar barangkali sebentar lagi berganti batu nisan. Tapi saya titip Sumenep dan budayanya kepada kalian. Kalian jangan kendor, jangan lembek. Harus seperti adigium orang Sumenep, “Mon Kerras, A kerres”. Maksudnya teguhlah dalam memegang prinsip” tukasnya memotivasi mahasiswa.
Maida mengakui, agenda langka ini tidak luput dari dukungan penuh Kaprodi, Shulhan. “Kaprodi PGMI sangat mengapresiasi program ini” ungkapnya saat dikonfirmasi.